Jakarta – Ketika anak melakukan kesalahan, sudah menjadi kewajiban Bunda dan Ayah untuk menasihati mereka. Namun, adakah cara menghukum anak yang baik dalam Islam?
Anak-anak masih berada dalam usia tumbuh dan berkembang baik secara fisik, akal, rasa, mental, maupun spiritual, Bunda. Masa-masa ini merupakan masa di mana anak terus belajar dan berkembang.
Menurut Marzuki Wahid, seorang kiai sekaligus aktivis pendukung keadilan gender, ketika anak melakukan kesalahan, Bunda perlu mengedukasi dan mendidik mereka. Berikan mereka pembelajaran agar anak tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Jika anak-anak melakukan kesalahan atau kejahatan, maka tugas kita,termasuk orang tua, harus mengedukasi, mendidik, dan memberi pembelajaran agar tidak terulang kembali kesalahan dan kejahatan sejenis,” katanya pada HaiBunda, belum lama ini.
Lebih lanjut, Marzuki juga mengatakan Bunda dan Si Kecil tidak bisa berdebat untuk menentukan siapa yang salah. Menurutnya, kesalahan sudah pasti ada di orang tua karena anak masih berada dalam tanggung jawab Bunda dan Ayah.
“Jika mau mencari siapa yang salah, malah bisa jadi, yang salah adalah orang tuanya. Sebab anak masih berada dalam tanggung jawab orang tua,” ungkapnya.
Cara menghukum anak yang mendidik dalam Islam
Ketika ingin memberikan hukuman yang mendidik untuk anak, Marzuki menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Kalau penasaran, berikut ini Bubun bagikan deretannya:
1. Tidak dengan kekerasan
Marzuki mengatakan anak-anak tidak boleh dihukum, Bunda. Ketika didik, Bunda dan Ayah tidak boleh menggunakan kekerasan dan menjadikan Si Kecil sebagai sasaran untuk membalas dendam.
“Intinya, anak tidak boleh dihukum, tidak boleh jadi korban kekerasan, dan tidak boleh jadi sasaran balas dendam,” ujarnya.
2. Sampaikan dengan cara menyenangkan
Ketika ingin memberikan pengertian dan pembelajaran pada anak, sebaiknya menggunakan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Jangan sampai anak merasa takut setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Bunda atau Ayah.
“Jika pun hendak memberi pembelajaran atau edukasi, didiklah dan ajarilah anak secara menyenangkan, tidak menakutkan,” kata Marzuki.
Selain itu, Bunda bisa memberi pembelajaran yang bisa membuat anak semakin semangat untuk belajar. Anak juga akan memperoleh pengetahuan dan sadar akan kesalahannya.
3. Tidak mengancam anak
Memberikan hukuman pada anak dengan unsur ancaman juga tidak dianjurkan dalam agama Islam. Bukan tanpa alasan, hal ini karena ancaman bisa membuat anak trauma sehingga mengganggu perkembangan fisik, akal, dan mentalnya.
“Tidak boleh menghukum anak dengan ancaman, kekerasan, dan hal-hal yang membuatnya trauma dan perkembangan fisik, akal, dan mentalnya terganggu,” ucap Marzuki.
Nah, sekarang Bunda sudah memahami cara menghukum anak yang mendidik di dalam Islam, kan? Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda.